Sebagai manusia yang memiliki perasaan yang disertai daya ingat, kamu pasti sering menyimpan kenangan terindah (dan terburuk) dalam hidupmu lekat-lekat di hati dan pikiranmu. Saking dalamnya ingatan ini, gak jarang perilakumu tanpa disadari mereplikasi pengalaman yang udah kamu alami. Tanpa sadar kamu mengingat, mengulang, dan memperlakukan orang lain dengan standar yang selama ini kamu percayai.

Salah satu contoh kamu memperlakukan pacar kamu sekarang sama seperti kamu memperlakukan mantan-mantan kamu dulu. Mungkin kamu dulu sering disakiti mantan, tapi itu bukan pembenaran buat selalu mencurigai segala gerak-gerik pacar kamu sekarang. Mau seberapa menawannya dia dulu, kamu gak mau tinggal dalam bayang-bayang mantan bukan? Ingat, pacarmu sekarang bukanlah mantanmu.

1. Rambut boleh sama-sama hitam, tapi mantan dan pacarmu adalah dua manusia yang berbeda
Karena walaupun sama-sama berambut hitam, isi kepala manusia itu berbeda satu sama lain, sifatnya beda, perasaannya juga beda, dan cara ia melihatmu juga beda, terlebih lagi jika mantan kamu rambutnya gak hitam. Ya, memang benar dua-duanya menyayangimu, tapi cara mereka menyayangimu gak pernah sama. Jadi, sebelum kamu memukul rata bahwa semua cowok/cewek itu sama, coba pikirkan dulu apakah kamu diterima jika disamakan dengan orang lain?

2. Semua orang punya keunikan, kamu hanya tinggal mencarinya — atau memberinya kesempatan untuk menunjukkannya
Wajar jika kamu masih terbayang sama mantan, apalagi jika daya tariknya masih membekas dalam ingatan. Namun kamu juga harus menyadari bahwa tiap orang punya keunikan. Pacarmu yang sekarang punya daya tarik yang membuatnya berbeda dari kerumunan pacar-pacar kamu sebelumnya. Yang perlu kamu lakukan adalah memberi pacar kamu kesempatan (yang sangat pantas dia dapatkan) untuk menunjukkan bahwa dia spesial.

Jika pacar kamu tipe yang pemalu mungkin yang harus kamu lakukan adalah mencari keunikan itu sendiri, dengan begitu kamu akan jadi lebih paham soal karakteristiknya.

3. Terus-terusan hidup di masa lalu hanya membawa kerugian bagi kamu dan pacar
Kamu boleh aja punya pacar baru tapi jika kamu gak bisa lepas dari bayang-bayang mantan dan terus-menerus menyamakan mereka, kamu gak akan bisa menyayangi pacar kamu sekarang dengan tulus. Kamu menyayangi dia bukan karena jati dirinya, tapi karena dia punya “kemiripan” dengan mantanmu.

Jika udah seperti ini siapa yang menjadi korban? Pastinya pacarmu jadi korban utama karena bisa dikatakan dia telah dibohongi, tapi secara gak sadar kamu juga telah menjadikan dirimu korban dengan membiarkan dirimu hidup dalam bayang masa lalu.

4. Gagal move on hanya akan menghambatmu untuk menjadi dewasa

Memiliki pacar baru bukan pertanda pasti kalau kamu udah sepenuhnya move on. Apalagi kalau kamu masih aja membandingkan, sibuk mencari kesamaan atau, lebih buruknya lagi, mencari siapa yang lebih baik antara mantan dengan pacar. Dengan siapa pun kamu pacaran, kalau kamu gagal move on, maka selamanya kebaikan/keburukan mantan akan menjadi ukuran kamu dalam berhubungan.

Untuk move on dari mantan pacar kamu harus cukup dewasa untuk bisa menerima kenyataan bahwa udah gak ada apa-apa lagi antara kalian berdua. Oleh karena itu hubungan kamu yang udah lewat itu gak sepatutnya menjadi bahan pertimbangan saat kamu memutuskan memulai hubungan baru.

5. Pacaran ialah soal menjalin hubungan, bukan perbandingan
Selama kamu menjalani hubungan dengan pacar, apakah kamu masih menemukan hal-hal kecil yang ujung-ujungnya menjadi bahan perbandingan dengan mantan pacar?  Sesuatu yang membuatmu bergumam “Kalau si mantan sih pasti bakal…” Jika iya, kamu harus mulai menyadari bahwa tiap hubungan (baca: pacaran) yang kamu jalin gak akan pernah sama. Pacaran merupakan perkara perasaan, bukan angka-angka yang bisa kamu hitu