Sebagai orang Indonesia, nasi adalah makanan pokok sehari-hari. Mau di rumah, warteg, sampai restoran mewah, nasi adalah salah satu menu yang wajib hadir di meja. Kamu juga sering merasa belum makan kalau tak mengkonsumsi nasi. Meski sudah habis 2 bungkus roti dan 1 mangkok bakso, belum afdol rasanya karena belum makan nasi.

Tapi hati-hati, konsumsi nasi yang terlalu sering bisa berbahaya untuk kesehatan. Penasaran kenapa? Ini penjelasannya.

1. Sebagai makanan pokok, nasi adalah sumber karbohidrat utama. Tapi, jenis karbohidratnya masih sederhana

Kalau kamu ingat pelajaran saat kamu SD dulu, menu 4 sehat 5 sempurna selalu diawali dengan nasi. Kandungan karbohidrat yang berguna untuk tubuh memang paling banyak bisa kita dapatkan dari nasi, dibandingkan bahan-bahan pokok lainnya seperti jagung, gandum, atau kentang. Karena itulah, setelah makan nasi, tenagamu akan bertambah. Kalau nggak makan nasi, kamu bisa lemas, loyo, dan tak bertenaga.

Tapi, karbohidrat yang dikandung nasi adalah karbohidrat sederhana. Jadi sebenarnya, tenaga yang kamu peroleh dari nasi tak akan bertahan lama. Ini menyebabkan kamu cepat lemas lagi. Kamu pun akan makan lagi kalau tak bisa menahan diri. Awas lho, kebanyakan makan bisa bikin perut melar!

2. Karbohidrat merupakan sumber tenaga kita. Tapi jika tidak digunakan dengan maksimal, sisa karbohidrat dalam tubuh justru berbahaya

Karbohidrat memang salah satu zat yang diperlukan oleh tubuh. Karbohidrat yang dibakar akan diubah menjadi energi, sumber aktivitas kita. Yang kamu perlu tahu adalah, konsumsi nasi banyak tidak masalah, asalkan aktivitasmu juga luar biasa. Untuk kuli di pasar, atau pekerja bangunan, atau pekerja-pekerja lainnya yang mengandalkan fisik, konsumsi banyak nasi memang berguna. Tapi kalau kamu pekerja kantoran yang sepanjang hari kerja di balik layar komputer, sisa-sisa karbohidrat yang nggak dibakar oleh tubuh ini justru membahayakan kesehatan. Apalagi kalau kamu hobi makan mie pakai nasi. Duh, itu makanana karbohidrat semua~

3. Kelebihan berat badan atau obesitas adalah efek yang terjadi akibat banyaknya karbohidrat sia-sia dalam tubuh kita

Kondisi nggak seimbang antara karbohidrat yang masuk ke dalam tubuh dan enerji yang dikeluarkan oleh tubuh menyebabkan sisa-sisa karbohidrat dalam tubuh. Obesitas atau kelebihan berat badan adalah salah satu efek yang akan terjadi. Berbeda dari saat kamu melihat bayi yang semakin gendut semakin lucu, kelebihan berat badan pada orang dewasa bisa berbahaya. Penyakit-penyakit mematikan, dari sakit jantung, hipertensi, sampai kanker, siap mengincar untuk kamu-kamu yang kelebihan berat badan.

4. Karbohidrat juga merupakan zat gula. Semakin banyak kamu mengkonsumsinya, semakin kamu dekat dengan risiko diabetes

Perhatiin nggak sih, kalau habis makan nasi, kamu akan mulai merasa ngantuk? Yup, rasa kantuk itu berasal dari kadar gula darah yang meningkat dan mulai berpengaruh pada kondisi tubuhmu.

Karbohidrat yang berasal dari nasi memiliki indeks glikemik yang tinggi. Indeks glikemik adalah kecepatan kadar glukosa dilepas dalam darah. Artinya, nasi sangat cepat menaikkan kandungan zat gula dalam darah kita. Padahal kalau kadar gula darahmu tinggi, risikomu menderita diabetes tipe 2 (diabetes yang terjadi karena rusaknya sel-sel reseptor insulin) pun semakin tinggi. Sementara, kandungan magnesium (yang berpotensi untuk mencegah diabetes tipe 2) dalam nasi sangat sedikit.

5. Diet karbohidrat terbukti dapat menurunkan berat badan secara signifikan. Dari sini, kita lihat bahwa penyebab kegemukan bukan hanya gorengan.

Karbohidrat memang bukan musuh berat badan. Lemak jelas lebih berperan. Tapi saat kamu melakukan diet karbohidrat, berat badanmu bisa turun dari 5-10 kilogram. Karbohidrat sia-sia yang tidak dibakar oleh tubuh, akan diubah menjadi lemak. Timbunan lemak inilah yang membuat berat badan bertambah. Hayoo, bukan hanya gorengan saja yang membawa banyak lemak jenuh ke tubuhmu. Nasi juga.