1. Beda prinsip antara kamu dan dia

Beda prinsip adalah hal biasa dalam percintaan, tapi saat perbedaan itu membuat kamu menjadi orang yang tidak lebih baik, itu tandanya cintamu harus berhenti kamu perjuangkan. Contohnya saat kita punya pasangan yang meminta kamu mengambil jurusan kuliah A, tapi kamu dan keluargamu sepakat untuk kuliah di jurusan B. Oke, kamu boleh atas nama cinta mengambil jurusan A seperti mau cintamu, tapi itu akan menjauhkan kamu dari orang tuamu atau merenggangkan hubungan dengan orang tuamu.

Contoh lainnya, saat cintamu melarang melakukan hobi yang itu positif dan akan membuatmu menjadi lebih baik. Hobi kamu bermain bola dan menurut banyak orang kamu jago, dan bila ditekuni bisa menjadi profesi. Tapi cintamu melarang itu dan berkehendak kamu punya hobi baru, yaitu meramal orang yang kata dia itupun bisa jadi profesi, menjadi dukun mungkin (kemungkinan kecil, tapi kan memang contoh 🙂). Saat beda prinsip itu melebihi batas, dan kamu tahu itu salah yang tidak bisa dibenarkan, kamu harus merelakannya.

Beda prinsip merupakan kesenjangan ego antara dua manusia (pasangan), tentu salah satu harus merelakan egonya terkalahkan, dan itu harus rotation. Terkadang, ada orang yang selalu mengalah untuk pasangannya demi sebuah kebaikan bersama, tapi itu bukan sebuah kebenaran. Baik dan benar itu berbeda.

2. Berkurangnya perhatian yang diberikan

Saat awal-awal jadian dengan pasanganmu, itu adalah saat di mana perhatian pasanganmu diibaratkan mengisi bensin di pom dan full tank. Saat melakukan apapun aktivitasmu, dia akan memperhatikan tiap detailnya. Bahkan, sampai sisa nasi yang menempel di bibirmu, dia makan (baca: dibersihkan).

Namun makin ke sini, perhatiannya berkurang pelan-pelan dan kamu merasa aneh dengan ini.

Itu tidak wajar. Saat pasanganmu mengurangi perhatian yang membuat dia lupa akan hal yang sederhana, misal lupa akan tanggal jadian, tanggal ulang tahunmu atau bahkan lupa namamu (mungkin dia amnesia), kemungkinan besar dia mengalihkan perhatiannya untuk orang lain. Saya meminjam (tanpa ijin) kutipan kata dari comic Pandji Pragiwaksono, kurang lebihnya seperti ini;

"Bila kamu ingin merebut seseorang dari orang yang sedang dia sayangi, kasih dia perhatian lebih dari yang biasanya dia dapat, maka dia jadi milik kamu".

Saat kamu merasa pasanganmu mengurangi perhatiannya, tanyakan itu, itu hak kamu. Dan bila dia masih tidak berubah, berarti dia bukan hanya kurang perhatian, tapi mungkin juga kurang setia. Tanggalkan baju perangmu, berhentilah berjuang untuknya.

3. Tatapan matanya mulai berbeda dan terkesan angkuh padamu

Tatapan mata seseorang bisa diartikan sebagai ketertarikan kepada sesuatu/seseorang. Tatapan pasangan kepada pasangannya bisa diartikan sebagai kadar perhatian atau kadar cinta itu kepada pasangannya. Saya menganut sebuah teori, bila pasanganmu memandang wajahmu selama lebih dari 3 detik itu berarti ada ketertarikan secara emosional.

Ini juga berlaku untuk pasangan yang belum jadian dan mencoba mengukur kadar ketertarikan gebetanmu.

Untuk pasangan yang merasa pasangannya sudah jarang melakukan itu, kamu patut membuat pertanyaan, masih patutkah kamu memperjuangkan dia? Untuk lebih menyakinkan, kamu bisa coba tips berikut. Ajak pasangan kamu ke tempat yang memorable untuk kalian berdua, tempat makan favorit mungkin, sentuh tangannya dan ajak dia pulang (bercanda). Sentuh tangannya dan coba kamu pegang atau minimal kamu sentuh, dengan cara itu pasangan kamu pasti memperhatikan kamu dan coba hitung berapa detik dia memperhatikanmu, berpaling untukmu. Kalau kurang dari 3 detik, beri pertanyaan untuknya, "Masih cintakah kamu padaku?

4. Kamu selalu dibandingkan dengan orang lain yang notebene bukan siapa-siapa buat hubungan kalian

"Aku nggak suka cara makan kamu dengan tangan kanan!!!", kata pasangan wanita.

"Tapi beb ini kan sudah kebiasaanku dari kecil, bahkan mayoritas manusia di bumi ini makan dengan tangan kanan", pasangan pria membela diri.

"Oke kamu makan pake tangan kanan, sedangkan dia bisa makan pake tangan kiri!!!", pasangan wanita masih marah.

"Dia siapa? Mantan kamu itu?", tanya pasangan pria.

"Iya!!! Dia bisa melakukan semua dengan tangan kiri. Dia makan pake tangan kiri, push up hanya pake tangan kiri, jabat tangan pake tangan kiri, bahkan cebok juga pake tangan kiri," pasangan wanita berargumentasi.

"Aku cebok juga pake tangan kiri beb," pasangan pria terlihat pasrah.

"Terserah!!!", pasangan wanita masih kukuh.

"Mantan kamu itu kan kidal beb, mana mungkin aku bisa seperti dia," kata pasangan pria memelas.

"Aku nggak peduli, yang penting kamu harus kidal".

Pasangan pria itupun terlihat mematung di tempat.

Contoh percakapan di atas merupakan sentimen manusia yang masih lebih suka dengan masa lalu timbang masa kini. Membandingkan pasangan dengan orang lain tidak akan meninggikan arti pasanganmu, tapi malah akan merobohkannya. Setiap pasangan selalu berusaha ingin mempuyai arti lebih untuk orang yang dicintainya, dengan membandingkannya, sama saja tidak menghargai usahanya. Dan pasangan yang memperlakukan kamu seperti itu, bukan hanya dia tidak menghargaimu tapi dia tidak pantas diperjuangkan. Karena berjuang, tidak sebercanda itu.

5. Meski berdua, kamu seolah-olah berjuang sendiri tanpa kontribusi apapun darinya

Ketika beda prinsip, kurangnya perhatian pasangan, tatapan mata dia yang kurang dari tiga detik tidak masalah dan cara membandingkan kamu dengan orang lain masih bisa diterima, mungkin tanda yang terakhir ini yang perlu kamu renungkan. Terkadang cinta terlalu memaafkan, karena cinta bermain dengan perasaan. Berbagai kekurangan pasangan dan kesalahan yang mereka lakukan, bagai seorang terdakwa tanpa pengacara dan hakim yang bebas tanpa bersyarat. Kamu harus sadar, kamu cukup waras dengan logika yang bertanya, apakah kamu berjuang sendiri?.

Cukup berat memang untuk meninggalkan cinta yang mencintai, walau kita tahu dia tidak mencintai dengan tulus. Naluri manusia terprogram sama untuk punya rasa gampang memaafkan sesama, terkadang ego yang menahan itu. Naluri dan akal harus bermain seimbang, karena manusia punya pilihan.

Bila usahamu untuk memperjuangkan dia tidak seimbang, tinggalkan. Karena cinta bisa hidup karena ada saling mencintai, bahagia ada karena ada saling membahagiakan, berjuang ada karena ada yang memperjuangkan. Tidak usah ragu dan takut, cinta juga butuh ketegasan. Saat kamu menemukan seseorang yang mampu mencintaimu, membahagiakanmu, dan memperjuangkanmu dengan tulus, cinta sejati itu sudah kamu temukan. Itulah proses.