Memiliki sahabat memang menyenangkan. Susah atau senang, kita selalu punya orang yang bisa diandalkan. Sahabat jugalah yang paling mengerti diri kita, bahkan terkadang – walau agak merasa berdosa mengakuinya – lebih mengerti daripada keluarga sendiri. Sekali memiliki sahabat yang sejati, pasti kita tidak ingin mereka pergi.

Namun, menjaga persahabatan tidaklah mudah. Seringkali kita melakukan kesalahan yang membuat hubungan dengan sahabat menjadi renggang dan akhirnya saling berjauhan. Apa saja kesalahan tersebut?

Terlalu dekatnya hubungan persahabatan membuatmu merasa selalu paham dan mengerti perasaan sahabatmu. Padahal, keadaan ini dapat berubah menjadi sebuah jebakan yang dapat menciptakan jarak di antara kalian.

Saat sahabatmu bercerita, kamu merasa sudah tahu akan ke mana arah jalan cerita tersebut. Tanpa memperhatikan cerita lebih lanjut, kamu mulai berasumsi dan memotong ceritanya untuk memberikan pendapat serta saran. Bukannya membuat sahabatmu merasa lega, perilakumu ini justru akan memunculkan banyak kesalahpahaman yang tidak nyaman. Kalau kebiasaan itu terus berlanjut, bisa-bisa kamu tidak dipercaya lagi untuk menjadi teman curhatnya.

Untuk mengantisipasi hal tersebut, berusahalah untuk menjadi pendengar yang baik. Walaupun sudah tahu akan mengarah ke mana ceritanya, diam dan tetap dengarkan saja sampai temanmu selesai bercerita. Tunggulah sampai ia tenang dan memintamu untuk berpendapat. Kalau memang ia tidak memintamu berpendapat, jangan paksa dirimu untuk bicara dan beralih untuk menghibur sahabatmu saja.

Selalu setuju pada apa yang sahabatmu katakan tidak lantas membuat persahabatanmu erat. Ini justru bisa membuatmu melakukan sesuatu dengan terpaksa dan pura-pura. Ini bukan pertanda bahwa hubungan persahabatanmu baik.

Seerat apapun hubungan persahabatanmu, pasti tetap ada perbedaan yang kalian miliki satu sama lain. Beranilah untuk berkata “tidak”, karena kamu tidak harus setuju pada apa yang sahabatmu lakukan dan sukai. Tidak perlu ada keterpaksaan, apalagi kepura-puraan. Ingat, kejujuran adalah pondasi dari segala hubungan.

Di dalam hubungan apapun, kamu tidak bisa hanya menjadi pihak yang mendapat keuntungan saja. Misalnya, kamu selalu ingin ceritamu didengar. Tapi saat sahabatmu yang ingin bercerita, kamu malah memalingkan muka. Mungkin awalnya mereka akan mengerti, namun mereka bisa belajar untuk tak peduli.

Sebuah hubungan harus berjalan dengan seimbang. Jangan terlalu banyak menuntut kalau memang tidak banyak juga yang bisa kamu beri. Tapi bukan berarti juga kamu bisa menuntut seenaknya jika (merasa) telah memberi banyak. Bersikaplah sewajarnya. Yang penting, kalian bisa sama-sama menikmati hubungan ini.