Cewek adalah makhluk yang lembut, lemah, dan penuh perasaan. Cowok adalah makhluk yang kuat, tenang, dan rasional. Katanya. Sejak kecil, stereotip-stereotip macam ini memang selalu ada di sekitar kita. Padahal guys, dunia yang asli selalu lebih kompleks dari itu. Belum lagi, apa yang dianggap “cowok” atau “cewek banget” oleh masyarakat bisa aja berubah. Merah jambu, misalnya, dianggap warna yang maskulin sampai sekitar 60 tahun yang lalu.
Stereotip juga biasa dijadikan bahan buat ngeles. Contoh: “Maklumin aja kalau manja, namanya juga cewek.” Dih, enak banget! Sadar atau nggak, sikap ngeles kayak gini nih yang selama ini menghambat perkembangan pribadimu. Manja is a big no-no, dan fakta bahwa kamu seorang cewek nggak menjadikan sikap itu bisa ditolerir.
Jangan Apa-apa Minta Dibayarin!
Mentang-mentang kamu cewek, kamu berekspektasi bahwa pacar atau orang yang PDKT-in kamu mesti siap sedia membelikan kamu makan malam. Gak hanya itu, kamu juga sering ribut minta dibeliin make up atau dibayarin ke salon. Seandainya pacar atau calon pacar kamu menolak, kamu langsung senewen. “Jadi orang kok pelit dan perhitungan sih?” “Kok nggak ada usahanya kalau mau pacaran sama aku?”
Nggak apa-apa, sebenarnya, kalau sekali-kali kamu minta hadiah. Namanya juga manusia. Tapi kalau setiap malam kamu menolak bayar makananmu sendiri, atau kalau naksir baju di mall yang kamu lakukan adalah menjawil si dia dan melancarkan kode supaya dibeliin, itu namanya kamu yang pelit dan perhitungan!
Kemana-mana minta dianterin?? Wow Tuan Puteri?
Di Arab Saudi sana, ceweknya berjuang mati-matian lho supaya bisa diizinkan menyetir. Lah, di Indonesia sini hak kita untuk berkendara sudah dijamin oleh negara. Kenapa kita malah segan memanfaatkannya?
Ngejadiin PMS kambing hitam
PMS itu memang bisa luar biasa pegal. Tapi, itu bukan alasan untuk memperlakukan orang lain dengan kurang sopan. Nggak cuma cewek yang lagi PMS aja yang bisa menderita. Di dunia ini, setiap orang punya masalah sendiri-sendiri.
Coba bayangkan kamu lagi duduk di kafe favoritmu. Udah setengah jam, dan minuman pesanan kamu nggak datang-datang. Kamu pun menegur salah satu pelayannya. Nggak dinyana, pelayan itu tiba-tiba teriak: “Ya maklumin aja kalau saya lupa!!! Saya ini lagi banyak masalah!!”
Nggak banget, ‘kan?
Mau dimengerti, tapi bicara pakai kode
Gimana orang lain bisa ngerti isi pikiranmu kalau kamu berusaha menutupinya? Kalimat “aku nggak apa-apa” atau “terserah” nggak bakal membantu mereka membaca unek-unekmu.
Sebagai cewek, selama ratusan tahun kita diajarkan untuk bungkam, nrimo, dan tinggal di belakang layar. Mungkin itu kenapa banyak dari kaum kita yang sampai sekarang sulit mengungkapkan keinginan dan pikiran mereka yang sebenarnya. Tapi guys, zaman udah berubah. Para cewek masa kini sudah diberi hak untuk didengarkan isi hatinya. Kewajiban kita sekarang adalah mengawal supaya hak ini nggak terbuang percuma.