Deputi Meteorologi BMKG Mulyono Prabowo mengungkapkan, bahwa hasil pantauan cuaca menemukan bahwa hujan es disebabkan pertumbuhan awan yang kuat, sehingga air di dalam awan membeku.

“Dari monitoring cuaca ada pertumbuhan awan yang sangat kuat, sehingga butiran air yang ada di dalam awan tak sempat mecapai puncak awan hingga membeku dan menjadi butiran es,” ujarnya seperti dilansir Kantor Berita Antara.

Hujan es biasanya disebabkan oleh perubahan cuaca ekstrem yang tiba-tiba terjadi. Hal tersebut yang terjadi di Jakarta, pagi hingga siang cuaca cerah, namun terjadi pertumbuhan awan yang intens pada pukul 13.00-14.00 WIB.

Setelah itu terjadi pertumbuhan awan comulunimbus pada pukul 15.00 WIB sebelum terjadi hujan disertai angin yang kuat. Hujan tersebut hanya dipengaruhi oleh pertumbuhan awan bersifat lokal di Jakarta Pusat.

“Sebaran awan kalau kita lihat dari Jakarta Selatan dan Pusat, memang agak memanjang terlihat merah pertumbuhan awannya kemungkinan potensi es di sepanjang itu yang kita lihat sekitar jalan Sudirman dan Thamrin,” tambahnya.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi DKI Jakarta menyebut dalam akun media sosialnya mengungkapkan bahwa hujan es yang terjadi di kawasan Sudirman-Thamrin berlangsung selama lima menit. Menurut BPBD hujan es tersebut dimulai pada pukul 15.20 WIB.