Warganet dihebohkan dengan kesalahan fatal video dakwah oleh seorang penceramah wanita, Nani Handayani, di sebuah televisi swasta nasional. Dia menulis ayat Alquran yang dinilai banyak salah huruf dan tanda baca atau harakatnya, yang berakibat pada kesalahan maknanya.
Ada dua tangkapan layar (screenshot) foto saat Nani menuliskan penggalan ayat Alquran yang tersebar di media sosial seperti Facebook. Ayat itu ditulis dengan huruf Arab, bukan terjemahan Indonesianya. Yakni foto saat sang ustazah menuliskan ayat Alquran “Innash sholaata tanhaa’ anil-fahsyaa’i wal-munkar”. Secara harfiah, ayat ini berarti “Sesungguhnya salat mencegah dari perbuatan keji dan mungkar”.
Hal yang dipersoalkan, dalam foto terlihat Nani menulis ayat itu dengan huruf dan tanda baca salah. Pada kalimat ‘innash sholata’, misalnya, seharusnya setelah huruf lam ada huruf wau yang memisahkan lam dengan ta’ marbutah, dibacanya jadinya panjang, yakni ‘innash sholaata’. Tapi Nani menyambung lam dengan ta’ dengan harakat fathah pada huruf lam berbunyi pendek.
Pada kata ‘tanha’ juga begitu, hurufnya salah pada huruf ‘ha’. Begitu pula pada kalimat ‘anil fahsya’. Ada pengurangan huruf’ alif’ dan ‘hamzah’ pada kata ‘fahsya’ setelah huruf ‘syin’. “Ini sudah parah,” kata komentator Facebook di jendela akun Labibul Wildan Fz yang mengunggah foto itu pada Selasa, 5 Desember 2017.
Foto itu menyebar cepat di media sosial sejak Selasa pagi. Hingga siang, foto jadi obrolan nyinyir dan terus dibagikan oleh banyak akun. Belum diketahui pasti kapan Nani tampil di televisi menyampaikan ceramah.
“Itu ayat Alquran dan keliru huruf, kata dan kalimatnya dari sisi penulisan,” kata Ketua Lajnah Ta’lif wan Nasyr Nahdlatul Ulama Jawa Timur, Najib AR.
Alumnus Pesantren Alquran Sunan Pandaan Aran Yogyakarta dan Pesantren Ilmu Alquran Singosari Malang itu menjelaskan, ada perangkat ilmu sebagai alat dalam mempelajari Alquran, dari sisi tata bahasa hingga memahami maknanya.
“Karena keliru satu huruf dan harakat saja, arti dan maknanya berubah,” ujar Najib.
Dia menyebut beberapa ilmu alat yang perlu dikuasai dalam Alquran. Di antaranya ilmu tata bahasa Arab, seperti Ilmu Nahwu, i’rob.
“Tata bahasa Alquran sendiri khusus, Nahwul Quran, ada I’robul Quran. Soalnya Alquran adalah sumber dari tata bahasa Arab. Belum lagi balaghah (ilmu sastra Arab). Kaidah menulis Alquran namanya ilmu rosm,” ujarnya.
Nani segera memberikan pernyataan tentang kehebohan warganet membicarakannya atas kekeliruan penulisan ayat Alquran itu. Melalui akun Twitter-nya, @handayani_nani, dia mengunggah video pernyataan klarifikasinya pada pukul 09.41 WIB, Selasa, 5 Desember 2017.
Dalam video berdurasi 1.03 detik itu, Nani meminta maaf atas kekhilafannya; tak sedikit pun unsur kesengajaan. “Mohon ampun kepada Allah, mohon maaf kepada guru-guru, ustaz-ustazah, dan juga kepada semua umat Islam. Apa yang terjadi di acara Metro TV adalah sebuah kesalahan yang manusiawi dan sama sekali tidak pernah diniatkan untuk melakukan kesalahan yang disengaja–saya mohon ampun.”
“Mohon ampun kepada Allah dan mohon ampun kepada semua umat Islam, semoga ini tidak akan terulang lagi, dan saya akan terus banyak belajar, dan berhati-hati dalam berdakwah,” ujarnya.
Warganet pun geram dengan munculnya kesalahan fatal penulisan ayat al Qur’an dalam acara tersebut,
@EndjahH Kesalahan utama bukan pd Ibu, tapi pada @Metro_TV yg kurang proper dlm menentukan qualitas Narasumber. Sebaiknya ibu Tolak dulu tampil diTV
@Mutahir Banyak orang tersesat karna ibu walau pun sudah dikubur masih bayar dosa sesat
@mutolibabdl Maaf ya Bu… Kalau menurut saya mending mundur saja dari acara itu, daripada anda dibilang
menyesatkan ummat, dan untuk @Metro_TV tolong kaji ulang acara dan pembawa acara ini..
@adiaqa Maaf ibu Ustadzah…. melihat kesalahan terjadi bkn hanya 1x… Saya sbg orang awam malah bertanya2 apakah ini ketidaksengajaan atau ketidaktahuan..?
Netter pun ramai berbalas komentar. Mereka menginginkan kejadian itu mendapat perhatian serius dari pihak stasiun televisi.
@salto_009 @Metro_TV harus klarifikasi…..krn klo tdk….org yg terlanjur melihat tulisan/imlak tsb akan menganggap bener…dn bahaya klo itu (yg salah) d jadikn sbg pedoman pengetahuan mereka.. @lukmansaifuddin
@Addriadi Itu yang nulis ustadzahnya?? Kok kacaunya pake banget :(((
@eae18 redaksi dong bukan ustazahnya
Mengetahui ramainya protes yang dilayangkan warganet, Ustazah Nani Handayani pun langsung memberikan klarifikasi.
Tanda Kiamat: Jika Sesuatu Bukan Diserahkan Pada Ahlinya, Khususnya Masalah Agama
SEGALA sesuatu harus dilakukan oleh ahlinya. Lalu apa jadinya jika sebuah urusan tidak dikerjakan oleh ahlinya? Tentu saja urusan itu tidak akan selesai sesuai dengan apa yang diharapkan, atau bisa jadi urusan tersebut tidak akan selesai sama sekali.
Jika kita melihat fenomena pada zaman sekarang, sudah bukan hal yang aneh lagi jika kita melihat orang-orang yang memikul amanah bukan dari orang yang kompeten dalam bidangnya.
Rasulullah SAW telah mengabarkan bahwa kelak di akhir zaman akan terjadi penyerahan amanat kepada yang bukan kepada ahlinya. Orang-orang bodoh yang tidak mampu dalam bidangnya ditunjuk untuk mengurus persoalan umat.
Dari Abu Hurairah ra diriwayatkan:
“Tatkala Nabi tengah berceramah kepada kaum muslimin dalam sebuah majelis, tiba-tiba datang seorang Arab badui dan langsung bertanya, “Kapan kiamat akan terjadi?” Beliau tetap saja meneruskan ceramahnya, sehingga sebagian sahabat berbisik-bisik ‘Nabi sebenarnya mendengar pertanyaan si Arab badui, namun beliau tidak menyukai pertanyaan itu,’sedangkan sahabat yang lain berbisik-bisik ‘Nabi tidak mendengar pertanyaan si Arab badui.’
Tatkala Nabi selesai berceramah, beliau segera bertanya, “Mana orang yang tadi bertanya tentang kiamat?” Arab badui itu segera menyahut, “Saya wahai Rasul.” Beliau menjawab, “Jika amanat telah disia-siakan, maka tunggulah terjadinya kiamat.” Arab badui itu bertanya kembali, “Apa yang dimaksud dengan menyia-nyiakan amanat itu?” Beliau menjawab “Jika sebuah urusan telah diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya, maka tunggulah kiamat.” (HR. Bukhari)
Jika definisi amanat secara khusus lebih kepada persoalan agama, maka ada satu fenomena yang sedemikian nyata tentang bagaimana agama ini jatuh ke tangan orang-orang yang tidak layak untuk mengembannya.
Fenomena penyerahan amanat kepada yang bukan ahlinya itu sangat nyata kita saksikan pada fenomena ‘dakwah entertaining.’ Dakwah yang dikemas dengan nuansa hiburan religius ini makin diminati oleh banyak stasiun televisi. Pada praktiknya, dakwah ini tidak lagi berfungsi sebagai salah satu wasilah untuk menjaga amanat para nabi, melainkan telah bergeser sebagai mesin pencetak uang yang cukup menjanjikan.
Sumber: masterberita.com