Sebuah hubungan cinta yang ideal seharusnya melibatkan 2 orang dengan takaran perasaan yang sama. Namun dalam kenyataannya, cinta tidak bekerja seperti seorang hakim yang adil. Kadang ada satu orang yang memiliki perasaan lebih dalam pada pasangannya, sementara sang pasangan hanya mencintainya dengan kadar biasa saja.
Apakah kamu termasuk orang yang mencintai lebih dalam di hubungan yang sedang dijalani? Perasaan-perasaan ini pulakah yang kamu rasakan?
1. Kamu Merasa Bisa Memberikan Apapun yang Kamu Miliki Demi Kebutuhan Pasangan
Memenuhi kebutuhannya adalah tujuan utamamu mendampinginya. Melihat dia nyaman dan tercukupi jadi kebahagiaan tersendiri untukmu. Kamu akan memberikan apapun yang kamu miliki, dengan ikhlas, demi membuatnya merasa genap.
Mulai dari waktu, bantuan tenaga, telinga yang selalu mau mendengar, hingga jadi pemberi saran saat dibutuhkan: dalamnya perasaanmu membuat segala pengorbanan itu terasa masuk akal. Kamu tidak keberatan mencurahkan segala yang kamu miliki dalam diri demi membantunya menghadapi kesulitan.
2. Kamu Akan Berusaha Keras Memahami Jalan Pikiran dan Perilakunya, yang Kadang Berseberangan Dengan Gayamu
Kamu adalah gadis yang sama sekali buta soal permainan online seperti DotA. Tapi pacarmu adalah penggila DotA militan. Dia bisa terjaga sepanjang malam hanya demi menuntaskan permainan. Pembicaraannya pun berkisar seputar trade, rare item, support, dan berbagai istilah lain yang tidak kamu pahami.
Namun, perasaan yang dalam membuatmu dengan senang hati mendengarkan ceritanya. Bahkan sedikit-sedikit kamu juga berusaha mengenal istilah-istilah DotA. Meski tidak masuk akal bagimu saat seseorang rela begadang semalaman hanya untuk memelototi layar komputer, tapi selama dia bahagia maka kamu akan berusaha mengerti.
Perasaanmu yang lebih dalam membuat kamu rela berusaha ekstra untuk “masuk” ke dalam otak dan gaya hidupnya. Meski sulit, kamu akan terus mencoba. Sampai bisa.
3. Kamu Jadi Pihak yang Lebih Sering Mencemaskannya
Ketika kamu tak ada kabar seharian, pasanganmu akan tenang-tenang saja. Dia akan berpikir bahwa barangkali kamu sibuk bekerja atau ada urusan dengan teman. Namun ketenangan macam itu tidak berlaku untukmu. Kamu yang mencintai lebih dalam akan lebih sering mencemaskan pasangan.
Ditengah kesibukanmu akan terbersit kekhawatiran sederhana, misal: “Apakah dia sudah makan?”, “Apakah dia tidak bangun kesiangan?”, “Bagaimana persiapan ujiannya tanpa kehadiranmu untuk membantunya?”
Terkadang hatimu mencelos saat menyadari bahwa pasangan yang kamu cintai itu tidak mengkhawatirkanmu sesering yang kamu lakukan. Ketika dia menganggap kamu bisa menjalani hari sendiri tanpa perlu didampingi. Namun kamu hanya akan memilih diam, sembari berusaha untuk jadi pendamping yang lebih baik lagi.
4. Kamu Rela Menyesuaikan Diri, Sementara Dia Kadang Enggan Mengerti
Ada masa kamu harus masuk ke sisi kehidupannya yang belum pernah kamu ketahui sebelumnya. Semisal, ibunya datang dan kamu harus menemaninya jalan-jalan. Atau ketika secara mendadak harus makan malam dengan sepupu-sepupunya yang belum pernah dia perkenalkan.
Menghadapi momen penyesuaian diri macam itu, kamu akan berusaha keras untuk membawa diri sebaik mungkin. Kamu ingin masuk ke lingkungannya dengan transmisi halus agar bisa diterima oleh orang-orang terdekatnya dengan tangan terbuka.
Namun keadaannya berbeda 180 derajat ketika datang giliran pasanganmu yang harus menyesuaikan diri. Dia tampak ogah-ogahan, bahkan tidak jarang menghindar. Lebih dari sekali kamu akan merasa kecewa, karena melihat pasanganmu yang terlihat enggan berusaha.
5. Dia Akan Jadi Prioritasmu, Tapi Kamu Belum Tentu Jadi Prioritas Baginya
Kamu rela saat harus mengambil rute memutar selepas pulang kantor demi bisa makan malam bersama. Di tengah jadwalmu yang padat, kamu akan menyempatkan diri menemaninya mencari buah tangan untuk keluarganya di kampung halaman (karena kamu tahu dia malas masuk pasar sendirian dan tidak bisa menawar).
Terlepas dari tanggung jawab dan beban kerja di kepalamu, pasanganmu akan tetap jadi prioritas. Kalau perlu kamu rela, deh, membelah diri agar semua kewajiban bisa dijalani. Sayangnya, hal serupa tidak kamu dapatkan dari pasangan. Baginya, kamu bukanlah seseorang yang layak diprioritaskan.
Ketika kamu sudah susah payah meluangkan waktu agar bisa bertemu, dia dengan ringan membatalkan pertemuan kalian karena alasan kemalasan. Jika sudah begini, kamu pun jadi bertanya-tanya:
“Memangnya aku sebegitu nggak pentingnya ya buat dia?”
6. Saat Ada Kesalahpahaman, Kamu Jadi Pihak yang Lebih Sering Mengalah
Saat hubunganmu dilanda masalah, kamu lebih sering meminta maaf dan mengalah. Rasa sayang yang lebih dalam membuatmu enggan berkonflik dengan orang yang sangat kamu cintai ini. Walau terkadang kesalahan tidak sepenuhnya ada di pihakmu, tapi kamu tidak keberatan mengaku salah dan membuka komunikasi kembali lebih dulu.
Sementara pasanganmu bisa dengan keras kepala mempertahankan pendiriannya, kamu akan jadi pihak yang berusaha mendapatkan hatinya kembali. Bukan sekali-dua kali kamu didiamkan berhari-hari karena sebuah kesalahan kecil. Padahal saat pasanganmu yang melakukan kesalahan, kamu akan dengan ringan melupakan dan memaafkannya tanpa diminta.